Pelik

 



Waktu... 

Ialah Sang penanda yang berkuasa atas segala rasa

Bersamanya, menjadi sepasang kekasih yang tak jarang merintih

Kami ingin sekali berjauhan, namun Tuhan, memberikannya sebagai awal kisah bernama proses Dewasa 


Dulu, Aku terlalu bersemangat meninggalkan mainanku, meninggalkan congklak kesayangku, menghiraukan ucapan "Selamat tidur" ku, dan menghindari pelukan pagiku

Tak sabar rasanya, dapat menentukan gaya rambut paling keren kesukaanku, membeli semua barang yang ku mau

Tanpa ku tahu, semua itu tidak akan pernah sama

Antara tangisanku, tawaku, bahagiaku, sampai kesepianku 

Dasar Aku, tak pernah mengerti jika waktu hanya bersamaku, bukan untuk membantu semua yang ada dihidupku 


Kini, saat aku tertawa telah melewatkan banyak hari dengan berseri

Tanpa terasa, ada air mataku yang tiba-tiba jatuh saat sejenak berusaha berhenti

Saat aku telah mengucapkan syukur sudah berdiri kuat melangkah mendekati mimpi

Tanpa terasa, ada harap yang datang untuk minta disebrangi 


Aku tahu, aku dengar, dan aku paham

Bahwa beranjak dewasa bukan hal untuk disegani

Namun, bolehkah aku sejenak kembali?

Bolehkah aku menyalahkan meja yang membentur kenanganku lagi? 


Nafasku kian jelas, berbisik menapak kilas

Dewasa bukanlah pilihan, namun seperti harus menemukan jalan

Jika memang tidak ditemukan, bolehkan aku sekadar bertahan?

Sampai pada suatu keadaan, aku tak lagi menyalahkan yang hilang dan tumbuh secara perlahan.

Comments

Popular Posts