Mikrokosmos🌟
Pada sebuah jalan yang menetap di setiap malam, lagi-lagi Gadis itu selalu memberikan salam.
Dalam lorong yang masih sama, hanya ada dirinya dan bayangan yang setia menemani.
Dalam lorong yang masih sama, hanya ada dirinya dan kenangan yang tidak pernah merasa diyakini.
Ia tetap menyendiri, menyusuri jalan yang gelap dan sunyi.
Langkahnya masih tidak bersuara, tetapi Ia terus berjalan dengan penuh hampa. Satu langkah... dua langkah... tiga langkah... sampai pada akhirnya ada cahaya yang terasa terus menariknya. Dengan keyakinan yang tersisa pada benaknya, Ia menyambut ujung jalan itu dengan rasa yang gundah gulana.
"Hai!" Suara itu menghentikan langkahnya, menyadarkannya bahwa ternyata Ia sudah berada pada warna yang berbeda.
Gadis mungil dengan lesung pipi di wajahnya kini telah berada di sampingnya, mengganti bayangan dengan senyuman.
"Kok ada disini?" Tanya nya.
"Iya. Liat, deh!" Sambil menunjuk ke arah langit, gadis itu terlihat sangat bahagia.
Langit yang semakin gelap setiap harinya, kini perlahan berubah menjadi warna jingga dan kemudian hadir kelap-kelip bintang. Tak hanya itu, beberapa saat kemudian, langit itu berubah menjadi sebuah galaksi berwarna ungu violet dengan bintang yang sangat terang ditemani oleh banyak kunang-kunang. Langit itu terus berjalan menelusuri jalan bersama.
Gadis penuh tangis itu tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri. Ia tidak sedetikpun menghentikan langkahnya, terus menyusuri jalan yang semakin menanjak. Malam itu Ia tidak sendiri, ada banyak jiwa yang terasa hadir.
"Ini apa?" Tanya nya lagi.
"Engga tau. Tapi ini buat kita." Jawabnya dengan sangat bahagia.
"Belok sini." Gadis itu menarik tangannya, kini mereka menaiki beberapa tangga berbelok dan semakin menanjak.
"Liat itu!" Seru Sang Gadis.
Kini dua gadis yang saling bergandengan itu berada pada sebuah stadion besar, stadion baseball. Seperti tidak ingin meninggalkan mereka, langit dan kunang-kunang pun masih mengiringi kehadiran mereka pada tempat yang sangat luas itu.
Ia dan Gadis itu menaruh tangannya pada sebuah tiang dan berdiri tegak menghadap beberapa orang yang sudah bersiap bertanding. Seperti sudah dipersiapkan untuk mereka, stadion yang biasanya dihadiri ribuan orang itu terasa kosong. Hanya ada dirinya dan gadis yang membuatnya tidak bisa menangis karena terlalu bahagia melihat dunia yang berbeda bagi mata dan hatinya.
"Suka, ga?" Tanya Gadis itu.
"Senang." Jawabnya.
"Berarti suka."
"Iya. Tapi kenapa Baseball? Buat apa?"
"Engga tau lagi, hehe. Aku cuma yakin ini buat kita, pasti buat kita."
"Iya, buat kita."
Diamnya pada malam itu bukan karena dipaksa untuk memendam rasa, tetapi diamnya karena terlalu besar kekuatan untuk tidak akan pernah berputus asa.
----
Love,
52Hz
Kosmos wadesta👍👍👍
ReplyDeleteIklan ya, Bun, jatohnya...
Delete